Oleh: Agus Riyanto | 5 Februari 2012

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG


Malam Bertabur Bintang

Pernah pada suatu malam yang hening, di sepertiga malam yang akhir saya terbangun. Setelah berwudhu, sebelum shalat malam saya keluar rumah menikmati keheningan malam yang damai. Mata ini menyapu angkasa yang luas membentang. Waktu itu langit cerah… sangat cerah tanpa awan sedikit pun terlihat di atas sana. Walau rembulan tidak menampakkan diri karena masih di awal bulan, namun masya Alloh… beribu bahkan mungkin berjuta bintang bertebaran di angkasa yang biru. Berkedip-kedip memancarkan keindahan sinarnya. Indah sekali; sebagai salah satu tanda keagungan Ilahi. Sesekali terlihat beberapa bintang meluncur, melesat membiaskan cahaya dilangit yang dilaluinya… Apakah itu yang namanya bintang jatuh? Ah, jatuh ke mana? Jarang sekali saya melihat bintang seperti itu…

Make a wish!” adalah mitos yang sering saya dengar ketika melihat bintang jatuh. Sebuah mitos yang tidak berdasar.

Di sini saya tidak akan membahas tentang apa itu bintang jatuh atau kepercayaan untuk memanjatkan permohonan ketika melihat bintang jatuh. Namun, saya ingin menggaris bawahi bahwa malam itu bintang terlihat indah, memesona, dan cemerlang. Kenapa? Karena ketika itu adalah malam hari, di mana kita berada di belahan bumi yang membelakangi matahari sehingga sinar matahari tidak menyinari tempat kita berpijak. Yang ada hanya kegelapan. Dan karena adanya kegelapan itulah bintang-bintang di langit terlihat bersinar cemerlang.

Apa hubungannya dengan kita manusia?

Sebagai kiasan saja, seperti yang disebutkan di atas. Kalau bintang terlihat bersinar cemerlang karena adanya kegelapan, ternyata kita sebagai manusia juga akan terlihat cemerlang karena adanya kesulitan. Boleh dikatakan kita adalah bintang di bumi. Tentunya kesulitan yang bisa kita atasai. Sebab banyak sekali kesulitan yang sering dihadapi umat manusia.

Dan perlu diketahui juga bahwa tiap individu memiliki kesulitan yang berbeda-beda. Satu orang manusia memiliki satu kisah kehidupan yang unik, spesifik, dan tidak sama dengan manusia lain. Kita memiliki kekhasan tersendiri dari sejak dilahirkan, dibesarkan, mendapat didikan dan kasih sayang orang tua, memasuki dunia sekolah, menentukan jalan hidup dan pekerjaan, sampai pada urusan jodoh dan masa depan. Tidak ada kisah yang sama persis antara dua orang yang berbeda karena takdir dari Alloh sudah tercatat dengan sangat rapi jauh sebelum kita lahir ke dunia ini.

Mari kita perhatikan seorang anak kecil yang belajar berjalan…  Coba hitung berapa kali dia terjatuh. Tapi kita lihat bahwa sebanyak apa pun si anak jatuh, ia akan bangkit dan berusaha berjalan lagi. Tak jarang lututnya sampai berdarah. Dia melangkah satu tapak demi satu tapak, sambil tertawa dia berusaha sampai ke tempat yang ia tuju. Kadang ibunya melambai-lambai di depannya sambil memamerkan mainan. Si anak dengan penuh semangat berusaha melangkah sampai pada pangkuan ibunya. Ketika hampir sampai, si anak menghamburkan pelukan bahagia.

Ketika terjatuh mungkin si anak akan menangis, tapi tangisnya itu tidaklah lama. Sesakit apa pun luka dan kelelahan yang ia rasakan, ia tidak berhenti berusaha sampai ia berhasil. (to be continue…).


Tinggalkan komentar

Kategori