***
Dan…
Kini, aku pun harus pergi…
Aku tak bisa menahan langkah ini
Langkah yang s’lalu menarikku
Untuk pergi… pergi… dan pergi…
Untuk merangkai
Sekuntum bunga cinta
Dari taman-taman hati
Dan memberikannya padamu
Hanya untukmu seorang…
Bunga yang tak ‘kan layu dimakan waktu
Dan terus mekar diterpa kilau sang mentari
Bunga yang akan menghiasi langit-langitku
Meski kabut dan mendung menutupi
Meski awan tak seindah dulu
Meski badai datang lagi
Dan gelombang pun menghampiri
Akan kubawa bunga ini
Dalam lelap dan terjaga
Dalam senyum dan tangis
Dalam terang dan gulita
Jika pun bunga ini tak sampai padamu
Ia ‘kan kubawa s’lalu
Di sisa umurku
Hingga semua t’lah pergi
Dan alam pun t’lah berganti
Ia ‘kan ada di sisi jasadku
Yang terhimpit tanah di bawah pusara
Berteman gelap dan sepi
Hingga jika Tuhan mengijinkan
Aku sampai di surga-Nya
Akan kutanam ia
Di taman cinta yang abadi
Menjadi bunga-bunga surgawi…
Kenapa ya, kadang prasangka mengalahkan segalanya???
By: Agus Riyanto on 20 Desember 2008
at 4:25 pm
mas,…
sekuntum bunga itu diberikan kepada siapa?
By: arif on 20 Desember 2008
at 7:24 pm
Kepada gadis pilihan Allah…:-)
Karena rizki, jodoh dan ajal itu dalam genggaman Allah SWT.
By: Agus Riyanto on 21 Desember 2008
at 12:34 pm
mas agus dikasih bunga mawar apa puisi bunga mawar???
By: adhie on 31 Januari 2009
at 2:49 pm
Ha..ha..ha…
Mas Adhie ini lucu juga…
Masa yayangmu yang ultah, saya yang harus bingung ngasih advise tentang hadiah yang pas…
Bagini saja mas, menurut saya setangkai mawar itu kurang… walaupun itu mawar merah.
Lebih baik beri si dia sepohon mawar lengkap dengan bunga – daun – batang – akar beserta pot-potnya sekalian, hehehe.
Kalau kurang, kasih dia “gelombang cinta” lengkap dengan potnya juga. Kalau kamu punya bunga kamboja di depan rumah, cabut saja untuk si dia.
Selamat berjuang!
By: Agus Riyanto on 1 Februari 2009
at 7:27 am
Kalau Ada BUNGA BANK aja..he he he
By: Saeful Al-bantani on 18 Juni 2010
at 11:22 pm