Oleh: Agus Riyanto | 11 November 2008

KIAT TABAH MENJOMBLO: TETAP BAHAGIA DALAM KESENDIRIAN


Artikel ini saya tulis untuk menjawab pertanyaan yang sering masuk, baik via email maupun sms. Setelah cukup lama dipendam karena kesibukan, akhirnya selesai juga topik yang cukup “janggal” ini ditulis dengan bahasan yang sederhana dan apa adanya.

Mungkin artikel ini dimaksud juga untuk memberikan dukungan moril bagi sahabat-sahabat yang sering curhat agar tetap bersemangat menghadapi kesendiriannya, karena kesendirian itu tidaklah kekal. Dan perasaan sedih dan kesepian hanyalah permainan pikiran saja. Bagi Anda yang sekarang tidak jomblo boleh membaca juga boleh tidak membaca artikel ini. Siapa tahu roda berputar, tiba-tiba Anda menjadi anggota PJI (Persatuan Jomblo Indonesia) lagi, kan artikel ini jadi ada manfaatnya jika sekarang Anda dengan rendah hati mau membacanya.

Berikut beberapa pertanyaan yang sering masuk:

“Mas, boleh nggak aku minta tips biar kita tetap semangat tanpa berpacaran dan kita tidak merasa jenuh, coz temen-temenku pada pacaran semua”. Seorang mahasiswi yang sedang dalam keadaan dilematis mengungkapkan kegundahannya.

“Saya seolah dirundung kesepian di tengah keramaian”, demikian tutur kawan lain yang pernah mengalami hubungan cintanya tidak direstui kedua orang tua.

“Sepi juga bro, kalau malam Minggu nggak ada yang diajak kencan, nggak ada teman curhat…”, keluh kawan lain lagi.

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih bagi sahabat pembaca yang sudah mau curhat, bahkan ke hal-hal yang sangat pribadi, dan saya memahami kalau diceritakan ke orang tua sendiri tidak berani. Memang problematika remaja/anak muda sangat complicated, apalagi di era informasi seperti sekarang ini di mana nilai-nilai moral dan ajaran agama semakin ditinggalkan oleh pemeluknya, terutama kaum muda (meskipun tidak semua).

Ada kalanya kisah asmara itu penuh romansa keindahan, namun tidak sedikit yang berakhir tragis dan mengenaskan, bahkan ada juga yang membuat kita bersyukur masih bisa menjaga diri. Karena tidak sedikit dari mereka (muda-mudi yang terlibat hubungan asmara) yang kehilangan hal yang paling berharga pada dirinya, padahal perjuangan dan perjalanan masih panjang. Tentang akibat berpacaran yang kurang sehat akan dibahas di artikel lain. Untuk kali ini mari kita menelusuri pembahasan tentang suka duka bernasib tidak (lebih tepatnya “belum”) punya pacar/kekasih/soulmate alias “jomblo” atau ketabahan menjadi jomblowan/wati sejati.

Sedikitnya ada 7 sebab seseorang itu menjomblo:

1. Baru putus cinta (memutuskan/diputuskan)

2. Belum ada yang melirik (nilai jual kurang karena kurang menarik minat lawan jenis atau “menakutkan” dan bikin lawan jenis kurang PD)

3. Ditolak terus (jomblo karena terpaksa)

4. Trauma karena patah hati (pengalaman cinta masa lalu yang menyakitkan)

5. Terlalu pilih-pilih (mencari yang sempurna/perfeksionis)

6. Ingin hidup bebas (menganggap pacar itu mengekang kebebasannya)

7. Teguh kepada prinsip yang diyakini (biasanya bagi mereka yang taat beragama dan memahami hukum fiqih dan muamalat)

Tidak perlu dibahas Anda (jika kebetulan sedang menjomblo) termasuk kategori yang mana. Sekarang kita renungkan perasaan atau reaksi yang sering muncul akibat keadaan di atas. Anda boleh menambahkan sendiri.

1. Kesepian (di tengah keramaian)

2. Sedih

3. Merana

4. Dunia terasa hampa

5. Gigit jari melihat orang lain sedang bermesraan (dilarang gigit jari teman sebelah…)

6. Mengkhayalkan datangnya “sang pangeran” atau “sang dewi” dambaan hati

7. Kehilangan semangat hidup

8. Kehilangan nafsu makan

9. Terjangkit sindrom self limiting believe

10. Dan lain-lain.

Memang kebanyakan perasaan yang sering muncul akibat menjomblo itu tidak enak bila dinikmati, karena kita tidak bisa mengarahkan fokus pikiran ke hal lain yang lebih bermanfaat. Pikiran kita terlalu bertumpu kepada ketiadaan pemenuhan kebutuhan batin berupa perhatian maupun kasih sayang dari lawan jenis yang semestinya kita peroleh dari pasangan sesudah kita menikah secara sah.

Berikut ini adalah pendapat mereka yang pernah atau sedang menjomblo yang berhasil kami himpun.

“Jomblo? There’s something wrong inside personal. Yang jelas jomblo adalah suatu masalah kepribadian, akibat dari ketidakmampuan dalam menjalin relationship.”

Jomblo itu lebih mulia daripada pacaran tapi menimbulkan dosa.”

“Ada enak dan enggaknya, tergantung yang ngejalanin.”

“Jomblo; 6 kata dengan aneka ragam makna ini lahir di antara haru-biru kehidupan. Maybe, hampir tiap orang pernah ngejomblo, bukan karena lingkaran takdir atau kutukan Dewa-dewa dan Dewi-dewi di kahyangan. Juga bukan karena nggak ada yang mau, tapi masalah hati kan lain… Semua itu titian nasib dari Sang Khalik, so… pasti ada rahasia di balik itu.”

“Menurutku jomblo bukanlah kesalahan dan dosa, melainkan sebuah ujian dari Tuhan yang amat berat. Kadang kita kesepian jika kita menjomblo. Tapi banyak juga hal positif yang bisa kita ambil, seperti kita bisa lebih fokus dalam berkarya, hemat biaya alias tidak boros, dan satu lagi: jauh dari perbuatan dosa (karena berpacaran, ed). Ok, mungkin kita perlu membuat komunitas JOMMAN; Jomblo Beriman… he..he..he…”

We..we..we.. ada-ada saja pendapat mereka. Tapi, benar juga kan? Di sini kita menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. So, mari kita simak pendapat yang lain.

“Jomblo? Menurutku adalah ujian, seperti halnya pacaran. Jomblo adalah keadaan di mana kita belum dikasih kepercayaan oleh Allah SWT untuk memiliki pasangan. Jomblo sejujurnya menjauhkan diri dari bertambahnya dosa, tapi kita manusia biasa yang ingin mencoba dan mendekatkan diri dari nikmatnya nafsu.”

Ngejomblo? Asyik-asyik aja…, tapi jangan keterusan. Takut dikira nggak normal, he..he..he..”

Jomblo: identik dengan sendirian (nggak punya teman kencan). Mungkin trauma masa lalu, mungkin belum ingin punya pacar, mungkin juga pernah disakiti. Bagi yang pikirannya negatif adalah mengumbar nafsunya. Bagi yang pikirannnya positif adalah cobaan seberapa kuat imannya. Tanpa kekasih jangan bersedih, dibawa happy aja… bila ada kekasih makin happy… bersama belahan jiwa makin bahagia…”

Jomblo? Ya… tragis, sadis, ironis, jangan sinis… akhirnya: manis. Kenapa? Tuhan kalau mau ngasih hidayah atau bonus itu bungkusnya tidak berlapis emas, tapi dengan tali pita yang rumit dan berlapis. Mutiara yang indah pun berada di dalam kerang yang terbenam jauh di dasar laut. Kupu-kupu yang indah pun awalnya ulat yang jelek, berbulu lagi seram. Semua itu akan indah pada waktunya; tinggal bagaimana kita menghadapinya…”

Hmm… tumben, temen-temen kalau diajak mbahas topik seperti ini koq pada antusias ya…(tanda tanya). Respon akan sangat jauh berbeda jika diajak membahas kenapa krisis moneter di Amerika bisa melemahkan nilai Rupiah, atau kenapa pertengahan Oktober lalu Bursa Efek Jakarta sampai ditutup. Tapi salut buat teman-teman responden yang sekarang sudah jauh lebih cerdas dari beberapa Pejabat Negara dan Anggota DPR yang terhormat, tapi terlanjur korupsi dan mengecewakan kami sebagai generasi muda penerus bangsa.

***

Demikianlah, telah kami sampaikan beberapa pendapat yang berhasil kami kumpulkan agar ulasan ini lebih obyektif dan sedikit punya makna. Apa pun yang namanya dalam “kesendirian” mungkin tidaklah menyenangkan karena sudah menjadi fitrah, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan manusia lain, juga dalam hubungan asmara dan kasih sayang dari lawan jenis. Jaman dahulu kala ketika Nabi Adam masih sendirian, beliau juga minta dibuatkan teman sehingga hadirlah Siti Hawa dalam kehidupannya. Demikian juga bagi Anda yang kebetulan sampai saat ini belum dipertemukan dengan jodoh dari langit, saya rasa tidak ada salahnya untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT karena mungkin itu adalah keadaan yang terbaik menurut-Nya untuk saat ini.

Untuk selanjutkan, mari kita bahas kiat-kiat tabah menjomblo yang akan membuat kita tetap bahagia meskipun tanpa “kekasih” dalam kehidupan kita. Arti “kekasih” yang dimaksud di sini adalah arti yang lazim untuk seseorang yang diharapkan untuk waktu mendatang menjadi pasangan hidup kita di bawah mahligai indah pernikahan. Meskipun sedang sendiri, yang jelas cinta itu harus tetap ada, hanya belum dipertemukan saja.

Fokus pada Tugas dan Kewajiban yang Ada di Depan Mata

Kebanyakan mereka yang berpacaran–menjalin hubungan asmara–adalah kaum muda yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Acara pacaran menjadi selingan dalam aktivitas belajar mereka. Namun sangat disayangkan, banyak dari kaum intelektual muda ini justru menjadikan pacaran sebagai fokus utama, sehingga melupakan tugas utama mereka: belajar! Dari itu, jika anda sekarang adalah pelajar/mahasiswa yang sedang menjomblo dengan segala kesepiannya, maka saat ini adalah saat yang paling kondusif bagi anda untuk fokus pada tugas dan kewajiban utama, yakni belajar. Bagi yang sudah bekerja, jelas saat ini harus lebih mencurahkan perhatian pada pekerjaan, terutama di saat-saat sepi itu datang mendera. Bagi yang kebetulan masih menganggur, don’t worry be happy! Saat ini harus lebih mengerahkan ikhtiar dalam mendapatkan pekerjaan atau merintis bisnis demi meraih kemandirian.

Utamakan Investasi Masa Depan

Dari pada sedih memikirkan kejombloan yang tak kunjung sirna, lebih baik kita mengejar sesuatu yang akan menciptakan masa depan kita. Kita tidak mungkin hidup hanya memikirkan urusan “cinta lawan jenis” atau jodoh saja. Banyak yang harus dipersiapkan untuk membina sebuah masa depan yang bahagia bersama orang-orang tercinta. Jika saat ini sosok ‘si dia’ itu masih menjadi misteri Ilahi, kenapa harus merasa kesepian, plus kelam lagi?

Jadi teringat kata bijak seorang guru, “Diri kita lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisa kita lihat dari apa yang kita lakukan sekarang”. Oleh karena itu, alangkah indahnya jika untuk saat ini—di tengah belenggu kejombloan–kita dengan cerdas memanfaatkan waktu (masa muda bagi yang masih muda) untuk berinvestasi demi kepentingan masa depan. Contohnya? Ya, bisa dengan mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi diri agar bisa bersaing di dunia kerja yang semakin ketat. Mencoba sesuatu yang baru dan menantang sebagai ajang berlatih menghadapi dunia nyata. Banyak membaca buku-buku bermutu agar wawasan dan pengetahuan kita semakin luas dan pikiran juga semakin terbuka. Mengikuti sekolah bisnis lewat MLM juga salah satu alternatif sarana menempa diri yang bagus jika anda senang dunia bisnis. Dan masih banyak investasi yang bisa kita lakukan, baik investasi waktu, tenaga, pikiran, materi, maupun ilmu.

Sibukkan dengan Kegiatan yang Positif

Melihat teman-teman lain lagi asyik bermesraan, koq malah berkata, “Oh Tuhan… malangnya nasibku… hidup tanpa cinta, tanpa kekasih… merana pagi-siang-sore-malam… Beginilah cinta, deritanya tiada akhir… hiks..hiks..hiks.”

Hmm, jangan sedih begitu. Kan wajah coverboy/covergirl-mu jadi terlihat jelek. Coba kalau tersenyum… tahu nggak? Esemmu itu pait madu lho… (yang tidak tahu artinya boleh menunjukkan tanda tanya). Banyak sekali kegiatan positif di luar sana jika kita mau, meskipun hanya untuk sekedar menghilangkan kesepian. Bisa ikut organisasi yang ada. Di sekolah banyak, apalagi di kampus. Yang “kutu buku” bisa menghabiskan waktu di perpustakaan. Yang penggila bola bisa menghabiskan waktu di lapangan. Yang hobi mengkhayal/berimajinasi bisa menulis cerpen, novel, atau naskah drama. Yang hobi nyanyi bisa mencoba mengadu nasib di kontes-kontes nyanyi yang marak di beberapa stasiun TV swasta. Dan masih banyak kegiatan positif lainnya yang bisa menyibukkan pikiran kita sehingga tidak berpikir bahwa sedang jomblo itu sepi. Apalagi sedih karena merasa sendiri di tengah keramaian.

Yakinlah bahwa Jodoh untuk Kita Sudah Ada

“Mas, harus bagaimana lagi? Sudah ngejar-ngejar tapi selalu ditolak. Pas sama-sama suka, eh… tidak direstui orang tua. Ehmm, yang dulu udah jadian selalu diputusin secara sepihak… Belum lagi yang itu mas, tega-teganya mengkhianati cintaku yang seputih salju… Sakit mas, aku mau mati saja ach…” Hehehe… terlalu didramatisir.

Hmm… tabahkan hatimu, nak. Kalau nggak mau diputusin ya mutusin duluan, biar impas. Atau sebelum jadian, tanda tangan kontrak sehidup-semati bersama, dan yang melanggar akan dikenakan denda 100 ribu US dollar. Kan mantap. Kalau tidak mau ngejar ya larilah sejauh-jauhnya.

Intinya, jika ternyata maksud hati ingin punya seseorang yang “special” di hati, namun kenyataannya belum ada “kumbang” yang hinggap ‘tuk menghisap sari bunga atau belum ada neng geulis yang kecantol maka bersabarlah! Pak Ustadz ketika pengajian kemarin pernah berkata, “…Innallooha ma’ash shoobiriin…” yang artinya kurang lebih “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”. Ya, kita harus sabar menjalani cobaan ini (jika nasib jomblo dianggap sebuah cobaan). Yang tidak boleh kita musnahkan adalah keyakinan… Keyakinan apa? Tentu saja keyakina bahwa jodoh kita sudah ada, hanya Allah SWT masih merahasiakannya.

“Tapi saya sudah nggak tahan, Mas?”

“Mau dicarikan? Mau yang seperti apa?”

“Yang begini… begini, dan harus begini…”

Lha, syaratmu banyak bangetNtar tahun 2050 baru lahir yang seperti itu…”

Bagi siapa pun yang sudah sangat mengharapkan kehadiran seorang “jodoh” (saya tidak menyebut “pacar”), saat-saat jomblo seperti inilah anda bisa memohon kepada Sang Pemilik Cinta. Di saat seperti itu anda akan memohon tidak hanya dengan mulut, tapi juga dengan hati sehingga kemungkinan besar Yang Di Atas akan segera mengabulkan permintaan anda. Yang pasti harus dipupuk adalah keyakinan bahwa jarak jodoh kita sudah semakin dekat. Hanya menghitung hari lagi akan bertemu atau dipertemukan, sehingga meski saat ini masih terlihat ke mana-mana seorang diri, keceriaan tetap terpancar. Bahkan rasa bahagia itu semakin besar akan terasa ketika saat-saat yang dinanti tiba.

“Aku yakin Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat, dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah… pada waktu yang Kau tentukan”, demikian keyakinan para pecinta (lovers).

Curahkan Kasih Sayang Kita kepada Mereka yang Benar-Benar Menyayangi Kita

Cinta seorang pacar atau kekasih umumnya tidak kekal. Ada yang seumur padi, ada juga yang seumur jagung. Bahkan ketika ada orang lain yang lebih segalanya dari kita, tidak jarang orang yang sangat kita cintai tiba-tiba mencampakkan kita begitu saja. Padahal kita sudah menyerahkan cinta kita seutuhnya, sampai-sampai kita tidak menghiraukan nasehat bahkan melawan orang-orang yang sesungguhnya sangat mencintai kita, yakni orang tua; keluarga! Di saat kekasih yang dulu kita puja-puja tiba-tiba pergi tanpa ada romantisme sedikit pun, ternyata kita tidak sendirian… Di rumah kitalah—yang dulu sering hanya sekedar tempat makan dan tidur—kita menemukan cinta yang tulus tiada tara dan kasih sayang yang mengalir tiada henti, meski kadang kita menyakiti perasaan mereka.

Ayah, ibu, kakak, adik dan kerabat kita yang lain; sesungguhnya merekalah orang yang mencintai dan menyayangi kita lebih dari segalanya. Tanpa mereka, keberadaan kita tiada arti. Merekalah yang selama ini menyirami hati kita dengan air kasih sayang dan menyejukkan jiwa kita dengan embun dan salju cinta tak bersyarat.

Jika kita sekarang tiba-tiba patah hati, menjomblo dan merana seorang diri; bukankah masih ada mereka: keluarga kita! Curahkanlah perhatian dan kasih sayang kita kepada mereka yang notabene benar-benar menyayangi kita apa adanya. Saat-saat menyendiri adalah saat-saat untuk berbakti mengingat jasa-jasa orang tua kita tidak akan sanggup kita balas, meskipun seluruh isi bumi kita beli dan kita hadiahkan kepada mereka. Berbahagialah bagi para jomblowan/jomblowati yang bisa mempraktekkan hal ini. Daripada tidak jomblo tapi kerjaannya cuma bersenang-senang menuruti hawa nafsu dengan pacar kencan kita; ujung-ujungnya juga dosa yang didapat. Sangat disayangkan…

Sarana Mendekatkan Diri Kepada Sang Pencipta

Saat-saat menjomblo adalah saat di mana cinta kita tidak terbagi-bagi antara cinta kita kepada Sang Khalik dan untuk sesama makhluknya bernama kekasih, pacar, darling, sweet heart, yayang, honey atau istilah lainnya. So, kita bisa berlatih untuk mencoba belajar mencintai Sang Pencipta kita, karena mencintai sesuatu yang tidak bisa kita tangkap dengan panca indera adalah hal yang sulit. Umumnya kita jatuh cinta kepada suatu obyek yang secara fisik bisa kita lihat, sentuh, cium, dengar, dan raba, terutama karena fisiknya terlihat cantik, handsome, manis, cute, dan sejenisnya. Namun jika sesuatu yang harus kita cintai adalah sesuatu yang kasat mata (karena keterbatasan penglihatan kita), maka cinta itu hanya bisa hadir karena iman di dada.

Saat-saat menjomblo adalah saat yang sangat kondusif bagi kita (jika muslim) untuk belajar dan berlatih mencintai Allah SWT, kemudian Rasulullas Saw, baru kemudian keluarga kita secara semestinya. Anda yang pernah kasmaran tentu ingat, ketika kita jatuh cinta pada seseorang maka seluruh pikiran dan angan-angan kita terfokus padanya. Hingga dalam shalat pun kita lebih ingat si dia dari pada ingat Allah SWT. Sungguh ironis…! So pasti, ketika pikiran kita tidak ada pemicu lalai lagi, kita akan lebih bisa fokus (khusyu’) dalam pengabdian kita pada Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, keindahan dan kesyahduan bisa tercipta saat kita bertaqarrub pada-Nya, baik ketika shalat, dzikir, tadarus, dan aktivitas rohani lainnya. Jika sudah bisa demikian maka kebahagiaan dan kedamaian hakiki bisa terasa.

Bahkan sejarah telah mencatat dengan tinta emas, seorang sufi wanita yang demi cintanya kepada Allah Azza wa Jalla, ia rela menjomblo selama-lamanya demi cintanya pada Rabbnya. Bukannya kaum lelaki tidak ada yang melamar, justru lamaran-demi lamaran itu ditolak demi menjaga kesucian cintanya kepada Sang Pemilik Cinta Sejati.

Dalam doanya yang terkenal, pecinta sejati itu berdoa, “Tuhanku, kalau aku mengabdi kepada-Mu karena takut akan api neraka, masukkanlah aku ke dalam neraka itu, dan besarkanlah tubuhku dalam neraka itu, sehingga tidak ada tempat lagi di neraka itu bagi hamba-hambaMu yang lain. Kalau aku menyembah-Mu karena berharap mendapatkan surga, berikan surga itu kepada hamba-hambaMu yang lain, sebab bagiku Engkau saja sudah cukup…

Jika sudah seperti ini, tidak ada lagi yang namanya jomblo. Semuanya terasa indah dan keindahan itu terus mengalir dan menyapa setiap pori hingga kerinduan bertemu kekasih abadi memusnahkan kerinduan kepada sesuatu yang fana dan penuh fatamorgana. Mungkin si pejomblo akan bertanya kepada pasangan-pasangan yang sedang kasmaran, “Mengapa kau gadaikan cinta yang abadi itu dengan cinta yang fana…?”

Sementara itu, di sisi lain seseorang berdoa, “Tuhan… ketika aku jatuh cinta, jagalah cinta itu agar tidak melebihi cintaku pada-Mu. Tuhan… ketika aku berucap, ‘aku cinta padamu’, biarlah ku katakan ini kepada yang hatinya tertaut pada-Mu agar cinta ini tidak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu…

***

Demikianlah sedikit kiat-kiat yang mungkin bermanfaat–mungkin juga tidak, tergantung orangnya—yang bisa saya sajikan hanya sebagai bahan renungan. Yang jelas, semua yang telah terjadi dalam hidup kita—entah menyenangkan maupun menyedihkan—semuanya penuh hikmah dan pelajaran, tinggal bagaimana kita memandang dari sudut pandang dan kacamata nurani kita masing-masing.

Semoga setelah ini, bagi anda yang masih jomblo segera menemukan kebahagiaan sejatinya, bisa berupa datangnya soulmate yang dinanti atau hal lain yang lebih bermakna dalam hidup ini.

Salam cinta dari hati! [AR]


Tanggapan

  1. baca juga artikelku
    http://www.muhammadzaidan.wordpress.com
    thank’s

  2. Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air.

    Salam!

  3. jomblo he he…. ngungkapin perasaan ku juga. But it’s ok. Betul bro…. saya percaya padakeyakinan bahwa jodoh emang sudah ada yang ngatur. Yang penting positif thingkin aja, pasti ada saatnya nanti jodoh yang terbaik. Yang penting terus berikhtiar sesuai kemampuan kita.
    Dan yang penting sekarang mumpung masih belum diamanahi tugas ada pendamping yang membuat saya harus bisa melaksanakannya dengan baik, ya lakukan sesuatu yang membuat kita lebih siap di mata Allah. He he…

    • nah gt donk ikhtiar….

  4. Artikel yg “menyegarkan” Pak Agus. Jadikan buku…
    Salam
    ~ ez

  5. Wah… sebuah kehormatan nich, Pak Edy mau mampir.:-)

    Saran yang luar biasa prima! Insya Allah Pak Edy, akan saya kembangkan artikelnya menjadi buku.

    Bagi para anggota PJI (Persatuan Jomblo Indonesia) termasuk saya, tunggu ya bukunya…

    Untuk Rindu: ternyata anda suka ngaku-ngaku lagi sendiri alias jomblo ya, hehehe…

    Salam cinta dari hati!

  6. Hehe,,mas agus memberny PJI jg ya,,wah 5x ga nyangka ya! Hehe!
    Yn cm bs ksh komentar yg singkat za,,,”manusia dcptakan pst punya pasangan”,,mg2 Allah mmbrikan jodoh yg trbaik 2k qt,,AAMIIN

  7. Hai, waduh… yang mau tunangan juga mampir nich.:)

    Hmm, sebagai ketua demisioner PJI, saya memang sengaja sedang memilih hal itu, hehehe…

    Jomblo itu indah dan penuh dengan romantisme, hehehe… (menghibur diri).
    Semoga dengan kejombloan ini, saya bisa lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

    Salam dari kota Satria!

    • selamat menikmati jomblo pak….

  8. jomblo tu jg enak,pcaran bukan suatu keharusan n tidak punya pcr bukan aib kn?mas agus q kn dskul bnyk bgt cewenya 90% mlah,yg q tau si cwe jg inginya menunggu,pngenya kepastian,n suka kta2 yg lembut ga kasar gtu,itu sih mungkin?he.he………

  9. Hmm… cewe yang dimaksud sapa nich?

    Menunggu…
    Butuh kepastian…
    Suka kata-kata yang lembut…

  10. ga ada mas,bnyak bngt jd bingung yg mana,apa cwe diem tndanya mau mas?he.he…………

  11. JOJOBA”Jomlo-jomlo bahagia”

  12. Hmm, gak tau juga…

    Lebih baik tanya yang bersangkutan langsung, jika jawabnya “iya” berarti dia mau, hehehe…

  13. Ueh bener banget tuh, jomblo memang mengedihkan, mungkin mas Agus pernah mengalami? salam dari Anggi.

  14. Salam kembali.:)

    Mengalami…?
    Hiks..hiks..hiks… malah lagi jadi ketua sementara PJI (Persatuan Jomblo Indonesia), sungguh jabatan yang mengenaskan! Hwakakakakakak…! [bahasa tulis dari tertawa terbahak-bahak/terpingkal-pingkal].

  15. jomblo= ga laku ya?????????????

  16. Iya, hehehe…:-)

    Apa harus diruwat ya??
    (Kalo teman-teman saya baca yang ini, dijamin pada ngakak…!)

    Tertawalah sebelum kita dibungkus kain kafan…(ih, sereeem!)

  17. assalam…………………..
    artikelnya sangat membantu seseorang dalam menghadapi kondisi ketika tidak punya pacar/jomblo,semoga artikelnya lebih banyak lagi kedepan sehingga bisa membantu para remaja dalam menghadapi problema hidupnya baik itu soal cinta dan sebagainya.

  18. Lumayan juga baca artikel Jomblo. Bagi aku Jomblo itu anugrah. karena bisa menjadi diri sendiri dengan berbagai aktivitas yang kita sukai. Tak usah merasa risau atau gelisah,sebaliknya diisi dengan berbagai hala positif. Ok. Hidup Jumblo

  19. knp musti sepi…klo bnyk org dsktr kita….??

    • Nggak tahu tuch…

      Sepi identik dengan menyendiri, tidak bagi saya, karena menyendiri juga ada saja yang dipikirkan..:-)

      Berpikir untuk terus bisa berkarya, apa saja yang kita bisa…
      Untuk membahagiakan orang-orang tercinta. Mari wujudkan karya itu di dunia nyata…!

  20. subhanallah..tulisannya bagus-bagus pak, menambah inspirasi bagi saya.

    • Terima kasih apresiasinya Mas…
      Jika ada manfaatnya, itu datang dari Alloh SWT.

      Salam sukses sejati!

    • emang jomblo jg pak?

  21. buat yang masih ngejomblo..jangan takut ya jadi jomblo….

  22. mksh y tipsx……..bgus bgt

  23. jaj

  24. It’s ok bner ngjomblo lebih baik dri pda pcran mnimbulkan dosa..

  25. thanx pencerahanx pak ttg ke-jomhlo-an
    mw nanya dong, sahabat2 kita sendiri udah pada punya pacar smw. kadang suka galau & males banget kalau disuruh hang out bareng mereka & semuanya cerita soal pacarx masing2. apalagi sampai membawa pacar mereka. sebagai sahabat tentunya saya sangat menghargai tapi disisi lain saya merasa sangat risih & ciut. apa mungkin persahabatan kami sudah tidak cocok lagi? itu gimana ya?hehe (maaf curcol mas)

    adindaputricious.blogspot.com

    • Tidak usah minder..

      Pacaran bukanlah sesuatu yang dianjurkan dalam agama, bahkan justru banyak maksiatnya.

      Namun, tetaplah perbanyak silaturahim. Tapi jika aktivitas pertemanan tersebut banyak negatifnya, ada baiknya Anda memilih aktivitas lain yang lebih positif dan bernilai ibadah.

      Terima kasih 🙂

  26. allhmdulilahh joblo2,, ingsaallah ber iman dan selalu ISTIQOMAH Amiin….

  27. Sukron kasiiron dan akfan jiddan

  28. Sedang belajar ikhlas menerima segala ketetapanNya apapun itu (menikah ataupun jadi jomblo), tapi setelah merasa sedikit kuat, apabila mendengar teman atau saudara ada yang mau nikah rasanya jadi runtuh lagi deh hati ini… hehe

  29. Sungguh memotivasi ! Thankyou.


Tinggalkan Balasan ke ayoe Batalkan balasan

Kategori